Tuesday, January 3, 2017
Sistem Perkawinan Simalungun Tempo Dulu
Oleh: Masrul Purba Dasuha, S.Pd
1. Kerajaan Silou berdiri sekitar abad 13, rajanya bermarga Purba Tambak menjemput isteri puteri Raja Nagur marga Damanik Rampogos.
2. Kerajaan Batangiou berdiri sekitar abad 12, rajanya bermarga Sinaga mengambil isteri puteri Raja Nagur marga Damanik Rampogos. Setelah Nagur mengalami kemunduran, Batangiou menjemput isteri dari Kerajaan Bandar marga Damanik Bariba.
3. Kerajaan Siantar berdiri sekitar abad 14, rajanya bermarga Damanik Bariba menjemput isteri puteri Tuan Silampuyang marga Saragih Sidabuhit (Sidauruk).
4. Kerajaan Tanoh Jawa berdiri sekitar abad 14, rajanya bermarga Sinaga Dadihoyong menjemput isteri puteri Raja Bandar marga Damanik Bariba.
5. Kerajaan Panei berdiri sekitar abad 14, rajanya bermarga Purba Sidasuha menjemput isteri puteri Raja Siantar marga Damanik Bariba. Sebelumnya leluhur Purba Dasuha yaitu Tuan Suha Bolag menikah dengan puteri Raja Nagur marga Damanik.
6. Kerajaan Dolog Silou berdiri sekitar abad 17 rajanya bermarga Purba Tambak menjemput isteri puteri Raja Raya marga Saragih Garingging. Sebelum menjadi kerajaan, leluhur Dolog Silou yaitu Tuan Timbangan Raja pada awalnya menikah dengan puteri Penghulu Pintu Banua boru Barus dan juga puteri Raja Nagur dari Parti Malayu marga Damanik Malayu.
7. Kerajaan Raya berdiri sekitar abad 15, rajanya bermarga Saragih Garingging mengambil isteri puteri Raja Panei/Tuan Bajalinggei/Guru Raya boru Purba Sidasuha. Sebelum menjadi kerajaan, leluhur Saragih Garingging yaitu Tuan Sipining Sori pada awalnya menikah dengan puteri Raja Silou marga Purba Tambak.
8. Kerajaan Padang berdiri sekitar abad 17, rajanya bermarga Saragih Sidasalak menjemput isteri puteri Raja Silou marga Purba Tambak.
9. Kerajaan Purba berdiri sekitar abad 16, rajanya bermarga Purba Pakpak menjemput isteri puteri Raja Siantar dan Raja Sidamanik marga Damanik Bariba.
10. Kerajaan Silima Huta berdiri sekitar abad 17, rajanya bermarga Purba Girsang menjemput isteri puteri Raja Raya marga Saragih Garingging dan Tongging marga Munthe. Sebelum menjadi kerajaan, leluhur Purba Girsang yaitu Datu Parulas/Pangultopultop pada awalnya menikah dengan puteri Tuan Naga Mariah marga Sinaga.
11. Kerajaan Sidamanik berdiri sekitar abad 18, rajanya bermarga Damanik Bariba menjemput isteri puteri Tuan Silampuyang marga Saragih Sidauruk (Sidabuhit).
12. Partuanon Bajalinggei berdiri sekitar abad 17, rajanya bermarga Purba Sidasuha menjemput isteri puteri Tuan Nanggar Raja (Naga Raja sekarang) marga Damanik.
13. Partuanon Dolog Batu Nanggar berdiri sekitar abad 18, rajanya bermarga Purba Girsang menjemput isteri puteri Raja Siantar marga Damanik Bariba.
14. Partuanon Aji Sinombah berdiri sekitar abad 14, rajanya bermarga Munthe menjemput isteri puteri Raja Silou marga Purba Tambak, kemudian puteri Raja Purba marga Purba Pakpak. Sebelum menjadi kerajaan, leluhur Munthe pada awalnya menikah dengan puteri Raja Silahi Sabungan.
Selain itu kerajaan luar yang tertarik menjemput isteri dari Simalungun, antara lain:
1. Sultan Deli ketiga yaitu Tuanku Panglima Paderap (1698-1728) menikah dengan puteri Raja Silou marga Purba Tambak yang bergelar Puan Sampali. Dari hasil pernikahan ini melahirkan Tuanku Usman Johan Alamsyah Kejeruan Junjungan pendiri Kesultanan Serdang tahun 1723.
2. Sultan Asahan kelima yaitu Sultan Dewasyah (1765-1805) menikah dengan puteri Raja Tanoh Jawa marga Sinaga, namun tidak memiliki keturunan.
3. Sultan Asahan kedelapan yaitu Sultan Muhammad Husinsyah (1813-1859) dengan Telaha puteri Raja Buntu Panei.
4. Tengku Tan Abdurrahman (Tan Deraman) putera Radin Inu (Raja Pulau Brayan) Medan menikah dengan Wan Timah puteri Raja Dolog Silou marga Purba Tambak.
5. Tengku Pangeran Muhammad Yasin (Mat Yasin) menikah dengan Puang Zainab saudari Datuk Tanjung Marawa marga Saragih Sidasalak dan melahirkan seorang puteri bernama Tengku Ngah Ramlah yang menikah dengan Tengku Bendahara Muhammad Nur.
6. Sultan Deli kesembilan yaitu Tengku Makmun Al-Rasyid Perkasa Alamsyah (1873-1924) menikah dengan puteri Simalungun marga Purba yang bergelar Puan Kecik. Sultan Makmun Al-Rasyid merupakan pendiri Mesjid Raya Al-Mashun Medan tanggal 21 Agustus 1906.
7. Sultan Serdang kelima yaitu Tengku Sulaiman Syariful Alamsyah (1879-1946) menikahi dua orang puteri Simalungun, pertama puteri Tuan Bah Perak yang bernama Encik Kurnia boru Purba Pakpak dan dari Raya bergelar Encik Raya boru Purba. Dari hasil pernikahan dengan Encik Kurnia melahirkan dua orang anak yaitu Tengku Puteri Nazry dan Tengku Rajih Anwar (putera mahkota) yang menggantikan ayahnya sebagai Sultan Serdang. Sedang dari hasil pernikahan dengan Encik Raya melahirkan Tengku Zahry dan Tengku Syahrial.
Demikian sekilas sistem perkawinan di Simalungun pada zaman dahulu sewaktu masih eksisnya kerajaan. Demi menjaga keaslian keturunan dan lestarinya budaya Simalungun, orang Simalungun pada zaman dahulu menikah dengan sesama Simalungun. Hal itu terus berlangsung hingga meletusnya Revolusi Sosial 3 Maret 1946.